Catch a falling star and put it in your pocket
Never let it fade away
Catch a falling star and put it in your pocket
Save it for a rainy day
Nope. Ini bukan artikel mengenai lullaby song tapi memang lagu tersebut cukup pas karena Quantechnical ingin sharing metode untuk menangkan pisau jatuh (catch a falling knife).
Apapun alasan kejatuhan pasar saham global, salah satu pertanyaan pentingnya adalah apakah sudah saatnya beli?
Strategy Buy / Buy on Weakness / Accumulation Buy (dan other Buy related) muncul apabila Investor atau Trader percaya bahwa tidak ada alasan jelas atau logis terkait penurunan yang terjadi. Dengan demikian, dalam waktu dekat, ketika Fear dan Panic Selling sudah reda, Investor dan Trader kembali melakukan pembelian. Dalam kasus ini, “Catch A Faling Knife” strategi layak dilakukan dan dalam Analisis Teknikal tersedia beberapa metodenya.
Technical Correction dengan Fibonacci Retracement
Sebagian Trader dan pengguna Analisis Teknikal pasti sudah mengenal metode Fibonacci yang diterjemahkan untuk mengukur kewajaran sebuah Retracement atau “koreksi” dari sebuah Trend. Quantechnical mengenal dua jenis “koreksi” yaitu Technical Correction dan Technical Rebound. Dalam kondisi Uptrend, penurunan yang “sehat” alias tidak merubah Uptrend, dinamakan Technical Correction.
Dalam penerapannya, Rasio Fibonacci (38.2%, 50%, 61.8% dsb) digunakan untuk menjadi Support (atau Resistance) dan juga batasan - batasan sebuah Technical Correction. Dengan kata lain, apabila harga turun ke dalam area Retracement dari Fibonacci lalu kembali naik maka dapat diharapkan penurunan tersebut adaalh sebuah Technical Correction dan Uptrend kembali berlanjut.
Menggunakan prinsip di atas, berikut contoh penerapan Fibonacci Retracement pada sebuah penurunan yang menurut kami adalah sebuah Technical Correction pada IHSG :
IHSG boleh turun sampai 6,950 dan selama bertahan di atas level tersebut maka peluang IHSG naik dan membentuk All Time High masih besar (karena Uptrend IHSG masih terjaga).
Quantechnical memperkirakan IHSG tidak turun di bawah 6,950. Let’s see.
Undershoot atau Below Lower Bollinger Band
Analisis Teknikal meminjam model statistika yaitu Normal Distribution. John Bollinger menciptakan indikator dengan nama Bollinger Band untuk melihat Trend sekaligus seberapa jauh harga berada di atas (atau bawah) dari rata - rata alias Moving Average (20 hari). Bollinger Band memiliki “batasan” yang berdasarkan +/- 2x Standard Deviation dari Moving Average tersebut.
Sesuai gambar di atas dari Investopedia, batasan yang digunakan oleh Bollinger Band adalah +2x Standard Deviation dan -2x Standard Deviation. Artinya adalah ~95% harga, dari awal, akan berada di dalam Band. Secara teori, apabila harga mengikuti Distribusi Normal (let’s just say Yes!), maka hanya ~5% saja harga saham berada di luar normal alias tidak wajar.
Lebih detil, hanya ~2.5% saja dalam satu waktu, harga saham terlalu turun di luar nurul! Contohnya adalah IHSG saat ini.
Akan tetapi perlu diwaspadai bahwa ketika harga bisa berada di bawah Lower Band maka harga juga berada di bawah Middle Band alias Moving Average. Ketika harga berada di bawah Moving Average maka tren yang sedang terjadi adalah Downtrend.
Bullish Reversal Candlestick Pattern
Candlestick seringkali membentuk suatu pola tertentu yang kemudian berulang sehingga lahirlah Candlestick Pattern. Quantechnical mempelajari pola Candlestick yang dipopulerkan oleh Steve Nison (alias dibawa ke Amerika Serikat setelah Nison belajar di Jepang).
Satu hal yang terpenting dalam memahami dan menerapkan Candlestick Analysis adalah lokasi terbentuknya pola karena hal tersebut sangat mempengaruhi penamaan (!) dan tentu akurasinya. Berikut gambar dari materi vidio training MMD di Udemy (check here if you need it) :
Quantechnical menyukai Double Candle Patterns yang membutuhkan dua candle alias dua periode (dua hari, dua bulan, dua jam dsb) untuk dapat disebut sebuah pola. Kenapa? Karena dari sisi waktu yang dibutuhkan dan akurasi, Double Candle relatif optimum karena : Cukup sering terjadi dan Cukup akurat. Kata “Cukup” menjadi koentji.
Berikut pola Double Candle yang sangat perlu dihapalkan :
Menurut anda, apakah saat ini terbentuk Small White Candle yang menjadi bagian dari pola Bullish Harami?
Menurut kami, Yes.
Bullish Divergence
Divergence adalah sebuah penyimpangan. Untuk dapat dikatakan terbentuk sebuah Divergence maka perlu ada penyimpangan antara harga dengan indikator. Somehow, kita disarankan untuk selalu percaya pada Indikator, instead of Price. Kenapa? Silahkan baca di sini.
Berikut adalah jenis Divergence yang Quantechnical perhatikan :
Untuk saat ini, Quantechnical belum melihat terjadinya Divergence pada IHSG maupun bursa - bursa saham lain. Namun kami melihat ada Bearish (Negative) Divergence terbentuk pada USDIDR :
Bearish Divergence mengindikasikan kenaikan chart USDIDR sudah selesai dan USDIDR berpotensi turun. Melihat Currency Pair-nya maka Quantechnical perkirakan Rupiah akan memasuki tren menguat terhadap US Dollar.
Demikian beberapa metode untuk menangkan pisau jatuh alias membeli pada saat harga turun.
Perlu diingat bahwa strategy Buy on Weakness termasuk Catch a Falling Knife bukanlah favorit kami namun dapat dipertimbangkan untuk memanfaatkan kondisi pasar.
Semoga bermanfaat.
Jangan lupa untuk subscribe agar terus terinfo dari Quantechnical.